Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) terus meningkatkan kualitas layanan Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) dengan fokus pada pengelolaan hama terpadu (PHT). Pada hari Selasa, 24 Juli 2024, PVTPP menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis Pencegahan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di Kebun Pemeriksaan Substantif Perlindungan Varietas Tanaman (KPS PVT) Mojosari, Jawa Timur dan KPS PVT Muara, Jawa Barat.

Kegiatan bimbingan teknis ini dihadiri oleh para ahli Hama Penyakit Tanaman (HPT) dari berbagai perguruan tinggi yaitu, dengan tujuan utama untuk meningkatkan kapasitas SDM Pemeriksa PVT dan Pengelola KPS PVT dalam menghadapi tantangan OPT. 

Kegiatan yang diselenggarakan serentak di KPS PVT Mojosari dan KPS PVT Muara, secara hybrid dengan dihadiri oleh Ketua Komisi PVT, Prof. Dr Ir. Sobir, MSi dan anggota Komisi PVT, Prof. Dr. Made Jana Mejaya, serta narasumber dari Universitas Brawijaya yaitu Luqman Qurata Aini, S.P., M.Si., Ph.D. serta Dr. Mochammad Syamsulhadi, S.P., M.P. (KPS PVT Mojosari) serta yaitu Prof. Dr. Ir. Widodo, MS dari Faperta IPB (KPS PVT Muara). 

Dalam pembukaan yang disampaikan oleh Kapus PVTPP, Dr. Ir. Leli Nuryati, M.Sc, Kepala PVTPP, menegaskan pentingnya pendekatan proaktif dalam pencegahan serangan OPT guna memastikan kelancaran pengujian substantif. Sedangkan Ketua Komisi PVT, Prof. Dr Ir. Sobir, MSi, menggarisbawahi pentingnya adaptasi terhadap dinamika lokal dan responsif terhadap perubahan iklim dalam menjaga kualitas pengujian PVT. Dengan menghadirkan ahli di bidangnya, Bimbingan Teknis ini diharapkan memberikan solusi konkret bagi peserta untuk meningkatkan efektivitas pengendalian OPT di lapangan. 

Menurut Keputusan Mentan RI No. 318/KPTS/PV.120/M/06/2023, PVTPP mengelola tiga KPS PVT strategis di Manoko, Lembang (tanaman dataran tinggi), Mojosari, Mojokerto (tanaman dataran rendah), dan Muara, Bogor (tanaman dataran rendah hingga menengah). KPS PVT memiliki peran penting dalam menguji keunikan, keseragaman, dan stabilitas varietas tanaman yang diajukan untuk Hak PVT, serta dalam kegiatan identifikasi varietas dan peremajaan koleksi tanaman.

Lebih lanjut diinformasikan bahwa KPS PVT Mojosari, yang telah beroperasi sejak 2018, telah menghadapi berbagai tantangan seperti serangan FAW, busuk batang, dan cekaman cuaca ekstrem yang mempengaruhi hasil pengujian tanaman seperti jagung dan padi. Sementara itu, KPS PVT Muara, yang baru beroperasi sejak 2022, juga menghadapi serangan OPT pada varietas jagung dan tanaman lainnya.

Melalui pendekatan ini, PVTPP bertekad untuk memastikan bahwa pengujian varietas tanaman dilakukan dengan presisi yang tinggi, mengingat prinsip bahwa Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati. Upaya ini diharapkan dapat menghasilkan varietas tanaman yang lebih tangguh dan berkualitas, mendukung ketahanan pangan nasional dalam menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks.