JAKARTA - Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP), Kementerian Pertanian, menggelar kegiatan ‘Peningkatan Kompetensi Co-Breeder dalam Rangka Pelepasan Varietas Tanaman Pangan’ sebagai upaya mempercepat penyediaan varietas unggul adaptif dalam menghadapi perubahan iklim dan mendukung program swasembada pangan.
Kegiatan ini menjadi wadah strategis untuk mempertemukan para pemulia tanaman, peneliti, akademisi, dan regulator guna mendorong pelepasan varietas unggul adaptif terhadap tantangan perubahan iklim.
Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, dalam beberapa kesempatan menyampaikan bahwa kekuatan sektor pertanian dimulai dari hulu, terutama penyediaan benih yang unggul, adaptif, dan berdaya hasil tinggi. “Ke depan, tantangan pertanian bukan hanya pada distribusi atau sarana produksi, tetapi menyentuh substansi paling mendasar: ketersediaan varietas tanaman yang tahan terhadap cekaman lingkungan. Negara yang mampu menghasilkan varietas unggul secara berkelanjutan adalah negara yang menguasai kedaulatan pangannya. Inovasi benih adalah langkah dasar kita,” ujarnya.
Amran juga mendorong agar proses pelepasan varietas di Indonesia semakin cepat, transparan, dan berpihak kepada petani. Ia mengapresiasi langkah PVTPP dalam memperkuat ekosistem pemuliaan nasional melalui kolaborasi lintas sektor. “Kita harus bekerja lebih cepat dan terintegrasi. Petani menunggu benih yang mampu tumbuh di tengah ancaman El Nino dan perubahan iklim. Ini momentum untuk membuktikan bahwa Indonesia mampu berdikari di sektor pangan,” ucapnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Ali Jamil, menyatakan bahwa kegiatan ini penting untuk membangkitkan kembali semangat dan kapasitas pemulia tanaman di Indonesia. “Saya mengapresiasi PVTPP yang konsisten menginisiasi kegiatan strategis seperti ini. Kita perlu mendorong lebih banyak pemulia untuk berinovasi dalam merakit varietas unggul baru, khususnya yang tahan terhadap cekaman biotik dan abiotik serta memiliki keunggulan spesifik,” ujarnya dalam sambutannya di Jakarta (28/05/2025).
Ia menjelaskan bahwa pelepasan varietas bukan hanya kegiatan teknis, melainkan langkah strategis untuk menjawab tantangan produksi pangan nasional. “Kita tahu prosesnya panjang—uji adaptasi, uji daya hasil, dan sebagainya. Tapi kalau kita tidak mulai sekarang, kita akan terus tertinggal. El Nino dan La Nina akan datang silih berganti, dan kita perlu varietas yang siap menghadapi kondisi-kondisi itu. Kami yakin kegiatan seperti ini bisa melahirkan terobosan baru,” tambah Ali.
Kepala Pusat PVTPP, Leli Nuryati, menyampaikan bahwa PVTPP terus berkomitmen menjadi penghubung antara inovasi dan legalitas, agar setiap hasil riset dapat dimanfaatkan secara luas oleh petani dan pelaku usaha. “PVTPP berperan memastikan bahwa hasil inovasi pemulia dapat segera masuk ke dalam sistem resmi, melalui proses pelepasan varietas yang efisien, berbasis data, dan sesuai ketentuan. Kami terus meningkatkan sistem layanan, memperkuat SDM co-breeder, dan membuka ruang kolaborasi lintas sektor,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa pengembangan varietas yang unggul bukan hanya soal produktivitas, tetapi juga tentang ketahanan dan keberlanjutan sistem pangan nasional. “Kami berharap dari forum ini muncul banyak inovasi dan semangat baru untuk membangun pertanian masa depan,” ujar Leli.
Sementara itu, Prof. Satoto dari Aliansi Peneliti Pertanian Indonesia (Appertani) menekankan pentingnya pendekatan ilmiah dan pengujian terstandar dalam proses perakitan varietas.
“Kita butuh varietas padi baru yang tahan terhadap iklim, penyakit, dan juga memenuhi kebutuhan pasar. Varietas lokal pun bisa dilepas jika memenuhi syarat, antara lain dibudidayakan minimal lima tahun, punya deskripsi lengkap, dan asal usul yang jelas,” paparnya.
Perwakilan BRIN, Muchlis Adie, menjelaskan bahwa pelepasan varietas merupakan tahapan krusial untuk memastikan varietas dapat diedarkan secara legal dan dimanfaatkan luas oleh petani.
“Seleksi varietas harus efektif. Pemulia harus aktif di lapangan dan memahami dinamika agroekosistem. Uji daya hasil harus dilakukan di beberapa lokasi dengan analisis data yang ketat. Ini adalah proses ilmiah yang membutuhkan ketekunan dan kolaborasi,” tutupnya.
Melalui kegiatan ini, PVTPP mempertegas perannya dalam mendorong ekosistem inovasi varietas tanaman pangan nasional, serta mempercepat langkah menuju swasembada pangan sesuai arah kebijakan Presiden Republik Indonesia.
Dilihat 10 kali
Ikuti terus informasi terbaru
Supaya selalu up-to-date!