Surabaya, 4 Januari 2024 –
Wanita tani memainkan peran penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan di pedesaan Pemberdayaan wanita tani bukan hanya tentang memberikan hak dan akses, tetapi juga tentang membangun kapasitas dan mendukung perubahan sosial yang merata. Penguatan peran sosial dan keseimbangan gender menjadi salah satu issue yang diangkat dalam acara kick-off proyek VLIR-UOS di Universitas Airlangga Kamis kemarin (4/1).
Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Lely Nuryati menyampaikan pemetaan masalah dan solusi bagi hak petani atas benih dalam kegiatan kick-off meeting ini. Beberapa hal terkait tantangan pembangunan pertanian, perubahan iklim, konversi lahan pertanian, dan persaingan global menjadi focus utama. Leli menyampaikan bahwa salah satu kendala utama yang dihadapi oleh petani adalah ketidakpastian akibat perubahan iklim. Perubahan iklim dapat memperumit upaya pertanian berkelanjutan dengan menyebabkan ketidakpastian cuaca dan perubahan pola musim. Hal ini dapat berdampak signifikan pada hasil pertanian dan memerlukan strategi adaptasi yang lebih cermat.
Leli juga menyampaikan kurangnya koordinasi antar sector menjadi kendala kedua dalam implementasi pertanian berkelanjutan yang efektif. Koordinasi yang lebih baik diperlukan guna mengatasi kompleksitas tantangan pertanian saat ini. Issu terkait akses teknologi dan inovasi juga tak luput dalam pembahasan kali ini. Keberhasilan pertanian berkelanjutan seringkali bergantung pada teknologi dan inovasi yang dapat menciptakan tantangan baru dalam hal pengembangan, adopsi, dan penyesuaian. “Perlu upaya lebih lanjut untuk memastikan petani memiliki akses yang memadai terhadap teknologi yang mendukung keberlanjutan pertanian” ujar Leli.
Dalam upaya mengatasi kendala-kendala yang dihadapi petani, proyek VLIR-UOS diharapkan mampu memberikan solusi konkret dan kontribusi nyata untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan di masa depan. Proyek VLIR-UOS merupakan program akademik melalui kemitraan antarbangsa yang melibatkan universitas di negara-negara berkembang. Proyek ini didanai Brussel University dan Pemerintah Belgia dan dijadwalkan berlangsung hingga tahun 2025
Dalam proyek ini UNAIR mendapat kesempatan untuk terlibat dalam lima kegiatan utama. Kelima kegiatan tersebut meliputi joint research kolaborasi penelitian antar universitas; FGD untuk riset dan publikasi; Capacity Building Aktualisasi hak benih bagi petani; Online Teaching berbagi pengetahuan tentang keberlanjutan pangan serta pemberian beasiswa.
Dilihat 418 kali
Ikuti terus informasi terbaru
Supaya selalu up-to-date!